Muszik picu

widgets
Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Sabtu, 22 Januari 2011

3 kerusakan alam terparah di indonesia


3 Kerusakan Alam Terparah Di Indonesia

1. Penambangan Emas Oleh Newmon* di Nusa Tenggara Barat






Kerusakan Akibat Penambangan Oleh PT. Newmon* Di Nusa Tenggara
Setelah dimulainya penambangan Emas oleh PT. Newmon* selama kurang lebih 20 tahun menyebabkan begitu banyak kerusakan alam yang dapat dilihat langsung dan juga menyebabkan kerusakan di laut dikarenakan pembuangan limbah ke laut dan lingkungan sekitar dimana limbah-limbah tersebut masih mengandung merkuri dan arsenik.








NNT Tanam Pohon di Lingkar Tambang

Sabtu, 5 Juni 2010 11:14 WIB | Warta Bumi | Konservasi/Pelestarian | Dibaca 943 kali
NNT Tanam Pohon di Lingkar Tambang
Mataram (ANTARA News) - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), perusahaan pertambangan emas dan tembaga di Batu Hijau, Sumbawa Barat, menanam berbagai jenis pohon di lingkar tambang untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2010.

"Newmont bersama sejumlah kontraktor, masyarakat, siswa sekolah Buin Batu dan pemerintah daerah menanam pohon kelapa, mahoni dan nimba di beberapa lokasi," kata General Manager Operations PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) Darren Hall, Sabtu.

Ia mengatakan penanaman pohon di lingkar tambang merupakan bagian dari komitmen Newmont untuk menjadi perusahaan terdepan dalam bidang perlindungan lingkungan,.

"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan program penanaman satu miliar pohon sebagai tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2010," katanya.

Pada kesmepatan itu Newmont dan mitra kerjanya termasuk masyarakat dan pemerintah daerah menanam 200 pohon di daerah Maluk serta menanam 1.000 pohon mahoni dan nimba di Kota Taliwang, ibu kota Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Darren Hall kegiatan penanaman pohon yang dilaksanakan di daerah lingkar tambang Batu Hijau merupakan partisipasi Newmont dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang terkait dengan pemanasan global dalam skala yang lebih kecil.

"Kami berharap dengan kegiatan ini masyarakat semakin peduli terhadap lingkungan dan banyak menanam pohon untuk turut mengurangi dampak pemanasan global," ujarnya.

PTNNT hingga Mei 2010 telah menanam pohon di lingkar tambang sebanyak 28.315 pohon, meliputi nangka 4.500 batang, srikaya 12.274 batang, salak 1.737 batang, jeruk 300 batang, Mahoni 7.872 batang, dan nimba 1.632 batang.

"Kami juga bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah daerah menanam pohon bakau dan jati emas di lahan umum dan lahan masyarakat sebagai upaya melindungi lingkungan dan membantu pengembangan masyarakat," kata Darren Hall.

Penanaman pohon tersebut masih akan terus berlanjut di wilayah Sumbawa Barat, tidak hanya di pantai, tetapi juga di lokasi lainnya.

"Newmont tidak hanya menanam pohon, namun ikut memelihara agar tanaman tersebut tumbuh dengan baik," katanya.


2. Penambangan Oleh PT. Freepor* di Papua











Aktivitas pertambangan PT Freepor* di Papua yang dimulai sejak tahun 1967 hingga saat ini telah berlangsung selama 42 tahun. Selama ini, kegiatan bisnis dan ekonomi Freepor* di Papua, telah mencetak keuntungan finansial yang sangat besar bagi perusahaan asing tersebut, namun belum memberikan manfaat optimal bagi negara, Papua, dan masyarakat lokal di sekitar wilayah pertambangan.
Freepor* telah membuang tailing dengan kategori limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya) melalui Sungai Ajkwa. Limbah ini telah mencapai pesisir laut Arafura. Tailing yang dibuang Freepor* ke Sungai Ajkwa melampaui baku mutu total suspend solid (TSS) yang diperbolehkan menurut hukum Indonesia. Limbah tailing Freepor* juga telah mencemari perairan di muara sungai Ajkwa dan mengontaminasi sejumlah besar jenis mahluk hidup serta mengancam perairan dengan air asam tambang berjumlah besar.
Dari hasil audit lingkungan yang dilakukan oleh Parametrix, terungkap bahwa bahwa tailing yang dibuang Freepor* merupakan bahan yang mampu menghasilkan cairan asam berbahaya bagi kehidupan aquatik. Bahkan sejumlah spesies aquatik sensitif di sungai Ajkwa telah punah akibat tailing Freepor*.












Freeport Belum Sejahterakan Papua



JAYAPURA — Keberadaan PT.Freeport Indonesia yang beroperasi di sebagian besar daerah potensial logam di Pegunungan Tengah, Provinsi Papua hingga kini belum dapat ikut mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat Papua secara signifikan.
“Re-negoisasi kontrak karya Freeport yang telah berlangsung dua periode sejak 1967 harus dapat memberikan perubahan untuk masyarakat Papua tetapi ternyata hal itu belum terwujud,” kata Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), Aria Aditya Setiawan di Jayapura, Selasa.
Pendapatan dari Freeport lanjutnya, ditambah dana Otonomi khusus (Otsus) setidaknya bisa dikelola dengan baik guna menjawab tantangan pemerintah tentang keadilan yang selama ini ditanyakan atas Papua dan kondisi masyarakat lokal.
Pertanyaan kritis adalah, apakah Freeport sendiri belum memberikan perhatian secara penuh untuk ikut meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua ataukah masyarakat dan pemerintah setempat belum mampu mengelola dan memanfaatkan dana yang sudah diberikan Freeport kepada rakyat Papua selama ini.
Penduduk asli Papua yang hanya mengenal jenis modal terdepan dan ekonomi kas dalam waktu kurang dari satu generasi, menderita karena kurangnya pelatihan dan akses terhadap modal. Mayoritas penduduk Papua masih mengandalkan pertanian yang sederhana dan berburu yang hasilnya tidak bisa berkompetisi dengan ekonomi lokal dan nasional.
Sementara itu, PT.Freeport merupakan salah satu perusahaan asing yang beroperasi melalui Kontrak Karya (KK) di wilayah Papua dan merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar yang memberikan devisa bagi negara melalui penambangan emas dan tembaga di Timika.
Selama periode KK I tahun 1973-1991, perusahaan pertambangan yang berinduk pada Freeport-McMoran Copper & Gold Inc. ini telah mendapat laba 1,1 milyar dolar AS. Sementara untuk kas Indonesia, Freeport hanya menyetor 138 juta dolar AS dalam bentuk deviden, royalti dan pajak atau sekitar 12,54 persen.
Dengan bekal KK II, selama 30 tahun ke depan, areal penambangan Freeport terus melebar hingga ke Deep Area, DOM dan Big Gossan yang sudah siap dieksploitasi. Sedangkan daerah Kucing Liar serta Intermediate Ore Zone (IOZ) masih dieksplorasi.
Lebih lanjut Aria menyatakan, walaupun Freeport telah melakukan investasi senilai 4,5 milyar dolar AS, hanya sebagian kecil dari investasi tersebut berpengaruh langsung pada ekonomi lokal.
Diantara penyebabnya adalah gaji dan berbagai kompensasi yang dibayarkan kepada masyarakat non-Papua tidak berpengaruh pada ekonomi lokal karena para pekerja mengirimkan sebagian besar gajinya ke negara asal atau ke luar Papua.
Selain itu, mayoritas dari perusahaan sub-kontraktor beroperasi di Jakarta dan mengimpor peralatannya dari luar Papua.
Sebagai contoh, tembaga dari Garsberg dikirim dan diproses di perusahaan pengolahan hasil kerja sama Mitsubishi dan Freeport di Gresik, Jawa Timur dengan nilai kontrak 700 juta dolar AS.
“Pemberian tersebut mungkin merupakan keputusan bisnis yang benar, tapi dari sudut pandang orang Papua, mereka kehilangan sebuah kesemmpatan,” kata Aria.
Namun demikian, sejauh ini Freeport terus melakukan usaha untuk memberikan pelayanan sosial dan memperbaiki kualitas hidup penduduk yang tinggal di daerah operasi penambangan dengan melakukan skema reinvestasi dan beragam program pengembangan.
Hal tersebut ditujukan untuk pendidikan, kesehatan, usaha kecil dan pembangunan infrastruktur untuk tujuh suku Papua yang berdiam di daerah operasi, termasuk Suku Amungme dan Komoro.
Freeport tampaknya masih akan lama bercokol di Tanah Papua dengan adanya kontrak untuk kegiatan tambang Garsberg yang berlaku sampai 2021 dengan opsi memperpanjang perjanjian hingga 20 tahun kemudian

INILAH FAKTA FREEPORT MERUGIKAN BANGSA INDONESIA


















1. PT Freeport McMoran Indonesia (Freeport) melakukan aktivitas penambangan di Papua yang dimulai sejak tahun 1967 atau selama 42 tahun. Keuntungan dari kegiatan penambangan mineral freeport telah menghasilkan keuntungan luar bisas besar terhadap perusahaan milik bule tersebut, tetapi lihat apakah keuntungan it juga dinikmati bangsa Indonesia terutama rakyat papua, kenapa pula di Yohukimo masih terjadi kelaparan

2. Hasil tambang Freeport berupa tambang emas, perak, dan tembaa terbesar di dunia. Fasilitas dan tunjangan serta keuntunga yang dinikmati para petinggi freeport besarnya 1 juta kali lipat pendapatan tahunan penduduk Timika, Papua yang hanya sekitar $132/tahun. Keuntungan yang diperoleh Freeport tidak melahirkan kesejahteraan bagi Indonesia terutama warga sekitar. Kesenjangan ala kolonial ini menjadi bibit konfik di papua

3. Keberadaan sang freeport sangat didukung pemerintah. Dilihat dari Penandatanganan Kontrak Karya (KK) I pertambangan antara pemerintah Indonesia dengan Freeport pada 1967, yang kemudian menjadi landasan aktivitas pertambangan freeport. Bahkan kemudian UU Pertambangan Nomor 11/1967, yang disahkan pada Desember 1967 yang disahkan delapan bulan setelah penandatanganan KK menjadikan KK tersebut menjadi dasar penyusunanya.

4. Penambangan Ertsberg dimulai pada Maret 1973 dan habis pada tahun 1980-an sisanya lubang sedalam 360 meter.

5. Pada tahun 1988, Freeport mulai menambang Grasberg sebuah cadangan raksasa lainnya, hingga saat ini.

6. Hasil dari eksploitasi kedua wilayah tersebut diatas,Freeport memperolah sekitar 7,3 juta ton tembaga dan 724, 7 juta ton emas.

7. Sampai Bulan Juli 2005, lubang yang diakibatkan penambangan Grasberg mencapai diameter 2,4 kilometer yang meliputi luas 499 ha, dalamnya 800m, sama dengan ketinggian gedung tertinggi di dunia Burj Dubai















8. Diperkirakan terdapat 18 juta ton cadangan tembaga, dan 1.430 ton cadangan emas yang tersisa hingga rencana penutupan tambang pada 2041.

9. Masalah yang timbul dari aktivitas Freeport yang berlangsung dalam kurun waktu lama ini diantaranya penerimaan negara yang tidak optimal dan peran negara/BUMN untuk ikut mengelola tambang yang sangat minim serta dampak lingkungan yang luarbiasa. Kerusakan bentang alam seluas 166 km persegi di DAS sungai Ajkwa yang meliputi pengunungan Grasberg dan Ersberg. berupa rusaknya bentang alam pegunungan Grasberg dan Erstberg.

10. Cadangan emas yang dikelola freeport termasuk di dalam 50% cadangan emas dikepulauan Indonesia. Dari hasil luar biasabanyak tersebut yang masuk APBN sangat sedikit.


11. Freeport baru mengakui bahwa mereka menambang emas pada tahun 2005, sebelumnya yang diakui hanya penambangan tembaga. banyaknya emas yng ditambang selama 21 tahun tidak diketahui publik. parah banget yg ini gan...

12. Volume emas dicurigai lebih diperkirakan sebesar 2,16 hingga 2,5 miliar ton emas.

13. Coba anda simak, Pendapatan utama Freeport adalah dari operasi tambangnya di Indonesia (sekitar 60%, Investor Daily, 10 Agustus 2009).

14. Hampir 700 ribu ton material dikeruk dan mengahsilkan225 ribu ton bijih emas Setiap hari . Jumlah ini setara dengan 70 ribu truk kapasitas angkut 10 ton berjejer sepanjang 700 km sejauh jarak Jakarta - Surabaya

15. Freport hampir tidak berkontribusi terhadap Indonesia bahkan penduduk mimika sendiri. Kompisisi Penduduk Kabupaten Mimika, tempat Freeport berada, terdiri dari 35% penduduk asli dan 65% pendatang. Menurut BPS 41 % penduduk mimika miskin, 60% penduduk miskin tersebut adalah penduduk asli. Di Provinsi Papua sendiri kemiskinan mencapai 80,07% atau 1,5 juta penduduk.

16. Lebih dari 66 % pnduduk miskin papua adalah penduduk asli tinggal wilayah operasi freeport di pegunungan tengah. Kantong2 kemiskinan justru ada diwilayah freeport.








3.Kerusakan Terumbu Karang di Perairan Indonesia
TERUMBU karang di perairan Indonesia kerap disebut-sebut dalam kondisi rusak parah. Bila mengacu pada penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P3O-LIPI), terumbu karang yang hancur lebur mencapai hampir 50 persen, sedangkan yang masih sangat baik tinggal 6,2 persen. Kerusakan itu terutama disebabkan praktik pengeboman ikan dan pengambilan karang untuk bahan bangunan dan reklamasi pantai.
Kondisi rusaknya terumbu karang itu akan terasa makin memprihatinkan bila mendengar keterangan dari pakar terumbu karang, yang mengatakan bahwa pemulihan terumbu karang memakan waktu cukup lama, berpuluh hingga beratus tahun. Itu pun bila kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung.
Padahal, fungsi terumbu karang amat besar bagi kelangsungan hidup ikan dan beragam biota laut lainnya, mulai dari tempat mencari makan hingga berkembang biak. Oleh karena itu, rusaknya terumbu karang berarti juga menurunnya populasi ikan. Itu berarti pula berkurangnya pasokan ikan sebagai bahan pangan manusia. Manfaat lain dari terumbu karang adalah sebagai pelindung pantai dari abrasi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar